Rabu, 26 Oktober 2016

keterampilan dasar melakukan variasi stimulus dan keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah kegiatan pendidikan pada umumnya, yang menjadikan siswa menuju keadaan yang lebih baik. Pendidikan dalam hal ini sekolah tidak dapat lepas dari peran guru sebagai fasilitator dalam penyampaian materi. Profesionalisme seorang guru sangatlah dibutuhkan guna terciptanya suasana proses belajar mengajar yang efisien dan efektif dalam pengembangan siswa yang memiliki kemampuan beragam. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilakau kearah yang lebih baik.
Pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran yang artinya sebelum siswa belajar harus melalui sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari yang masalahnya bersifat tertutup dan terbuka.Oleh karena itu pada proses pembelajaran guru perlu meningkatkan kemampuan menjadi guru professional dan kreatif dalam mengembangkan kemampuan mengajar sehingga siswa dapat maksimal walaupun dalam kenyataannya guru-guru di Indonesia sebagian besar masih mempertahankan metode-metode pembelajaran lama. Kemampuan guru sebagai salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dimana guru merupakan elemen di sekolah yang secara langsung dan aktif bersinggungan dengan siswa, kemampuan yang dimaksudkan adalah kemampuan mengajar dengan menerapkan model pembelajarn yan tepat, efisien dan efektif.
B.     Tujuan
Tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Micro Teaching. Selain itu juga untuk menambah ilmu serta wawasan mengenai Keterampilan Variasi Stimulus.











BAB II
PEMBAHASAN

A.a    Pengertian Variasi Stimulus
Keterampilan memberi variasi stimulus seperti yang dijelaskan dalam buku karangan Kunandar, yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata, dan semangat).
Ada beberapa variasi stimulus yang dapat digunakan siswa dalam mengajar, diantaranya yaitu sebagai berikut :
1.           Penggunaan Variasi suara (teacher voice): Variasi suara dalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat.
2.           Pemusatan perhatian siswa (focusing) : Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru. Misalnya dengan perkataan “ Perhatikan ini baik-baik,” atau” Nah, ini penting sekali “atau” Perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti.
3.           Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence) : adanya kesenyapan, kebisuan, atau “Selingan diam” yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru memerangkan sesuatu merupakan alat baik untuk menarik perhatian siswa. Perubahan stimulus dari adannya suara kepada keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan dapat menarik perhatian karena  siswa ingin tahu apa yang terjadi. Misalnya : Dalam pembelajaran guru melakukan ceramah selama 5 menit lalu guru melakukan jeda (senyapan)/ berhenti sebentar sambil mengarahkan pandangannya keseluruh kelas atau pada siswa agar siswa terfokus ketika melihat tingkah guru yang tiba-tiba berubah diam, lalu guru melanjutkan kembali.
4.           Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement) : Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata murid-murid untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka.
5.           Gerakan badan mimik : variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan digerakan badan adalah aspek yang penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.
6.           Pergantian posisi guru didalam kelas dan gerak guru (teaches movement) : pergantian posisi guru didalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali bagi calon guru dalam menyajikan pelajaran di dalam kelas,  biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku.
b.   Tujuan dan Manfaat
Mengajar menuntut guru untuk bekerja demi keberhasilan anak didiknya, sehingga kemajuan murid menjadi titik perhatian guru. Rasulullah SAW. menerapkan pengajaran yang sangat memperhatikan perkembangan siswa (sahabat)nya, agar mereka tidak merasa jemu dalam belajar, tersirat dalam hadits : Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud berkata : Nabi SAW. berselang-seling dalam memberikan pelajaran agar terhindar dari kebosanan. (H.R. Bukhari).
Jika dilihat dari hadits diatas, variasi gaya mengajar sudah ada sejak zaman Nabi SAW. Sedangkan manfaat dari variasi tersebut menurut Uzer Usman adalah :[6]
1.           Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses  belajar mengajar yang relevan.
2.           Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3.           Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
4.           Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
Sedangkan tujuan Melalui variasi stimulus dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut :[7]
1.           Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relepansi terhadap proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar  perhatian siswa terhadap materi pelajaran merupakan masalah  yang sangat penting, karena dengan perhatian tersebut akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2.           Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa
3.           Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang bersifat rutinitas
4.           Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar, motivasi memegang peranan pertama yang sangat penting karena tanpa motivasi seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik (dari dirinya sendiri) dan motivasi ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).
5.           Memiliki kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individu. Sebagai seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar terutama keterampilan bervariasi.
6.           Mengembangkan sifat keingintahuan siswa terhadap  hal-hal yang baru.
7.           Membuat sikap positif terhadap guru dan sekolah, tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan yang ada dikelas yakni adanya guru atau siswa yang kurang senang terhadap dirinya. Guru yang bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan mengambil hati siswanya. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan, dan siswa juga ingin selalu dekat dengan guru
c.   Prinsip Penggunaan
Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran




B.     Keterampilan Menjelaskan dalam Mengajar
Pengertian Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisir dengan sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu pesan dengan pesan yang lainnya, sehingga tercapailah suatu pemahaman yang diinginkan. Misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh, atau dengan suatu yang belum diketahui.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam kelas, dan biasanya guru lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh atau dapat mempengaruhi siswa melalui penjelasan dan perkataan yang disampaikannya, sehingga terkadang siswa menuruti apa yang disampaikan oleh guru, dengan kata lain siswa mempercayai bahwa penjelasan dari guru itu benar,  misalnya dalam memberikan fakta, ide atau pendapat. Oleh karena itu, penjelasan guru haruslah tidak rancu di mana bisa mengakibatkan salah pengertian bagi siswa. Hal ini haruslah dibenahi untuk ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru  sehingga bermakna bagi siswa.

Tujuan Memberikan Penjelasan
·         Membimbing siswa untuk dapat memahami ilmu pengetahuan secara objektif dan bernalar.
·         Melatih siswa untuk senantiasa berkonsentrasi dalam menyimak penjelasan guru sehingga melibatkan mereka untuk berpikir sambil memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
·         Untuk mendapat respon dan umpan balik (feed back) siswa mengenai tingkat pemahamannya serta untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
·         Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dengan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah tersebut.
Alasan Perlunya Keterampilan Menjelaskan dikuasai oleh Guru 
·         Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karena pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru daripada oleh siswa.
·         Kadangkala penjelasan yang diberikan oleh guru tidak jelas bagi murid, tetapi hanya jelas bagi guru itu sendiri. Mungkin disebabkan  karena gaya bahasa yang digunakan guru belum dapat dicerna atau dinalar oleh siswa atau tidak sesuai dengan tingkat perkembangan pemikiran mereka. Hal  ini tercermin dalam ucapan guru, “Penerangan Ibu sudah jelas, bukan?”. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam mengenal atau menganalisis tingkat pemahaman siswa sangat dibutuhkan dan sangat penting dalam proses memberikan penjelasan.
·         Tidak semua siswa dapat menggali atau memahami sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Oleh karena itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tersebut.
·         Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam memahami pelajaran. Guru perlu membantu siswa dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diberikan.
            Macam-macam Teknik Menjelaskan
1.      Bertanya
            Guru biasanya memulai pelajaran dengan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan ini sesuai dengan bahan atau materi yang akan disampaikan kepada siswa. Kadangkala pertanyaan juga dipandang sebagai pertanyaan dengan maksud agar perhatian siswa terpusat pada bahan pelajaran yang akan disampaikan, dan biasanya siswa jika dihadapkan dengan suatu pertanyaan mereka akan takut jika tidak bisa menjawabnya. Oleh karena itu, mereka akan selalu mengulangi bahan yang telah disampaikan untuk mempersiapkan diri jika suatu saat guru menanyakannya dalam kelas (saat berlangsungnya jam pelajaran). 
2.      Penjelasan
              Tidak sepenuhnya pertanyaan dari guru dapat terjawab oleh siswa. Dengan berbagai teknik bertanya secara tidak langsung berarti siswa dapat memiliki sebagian bahan pelajaran yang akan diberikan oleh guru di kelas. Sehingga guru harus menjelaskan dengan memberikan keterangan   secukupnya terhadap sebagian lain pelajaran yang direncanakan. Contoh : "Di pegunungan, banyak sekali pepohonan, penduduknya sedikit dan udaranya segar, sedangkan di Jakarta pepohonan sedikit, penduduknya banyak dan udaranya kotor karena mobil-mobil dan mesin pabrik mengeluarkan udara kotornya. Sehingga udara terasa semakin panas dan kita menghirup udara kotor yang bisa menyesakkan pernapasan”.
3.      Memberikan contoh
Pemahaman siswa terhadap konsep baru dapat ditingkatkan melalui pemberian contoh yang jelas dan nyata, yang dapat diambil dari kehidupan sehari-hari, yang mudah dicerna atau dipahami oleh siswa tersebut. Pemberian contoh yang dikaitkan dengan proses pengambilan kesimpulan dan dari pengambilan kesimpulan dikembangkan dengan contoh yang lebih dalam akan memberikan penjelasan yang efektif dan efisien. Sehingga memudahkan siswa dalam merangkaikan pikirannya untuk mencapai pemahaman yang mendalam.
Contoh :
“Semua benda-benda yang terbuat dari besi dapat ditarik oleh magnet. Paku, peniti dan anak kunci terbuat dari besi. Jadi, benda tersebut dapat ditarik oleh magnet. (cara induktif)
“Kertas lipat, sedotan plastik, dan pensil warna tidak dapat ditarik oleh magnet. Benda-benda tersebut bukan terbuat dari besi. Jadi, benda-benda yang tidak terbuat dari besi tidak dapat ditarik oleh magnet. (cara deduktif).
Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan
1.      Merencanakan 
      Penjelasan yang diberikan guru perlu direncanakan dengan baik terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan yang menerima pesan. Yang berkenaan dengan isi pesan atau materi meliputi penganalisisan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada  di antara unsur-unsur yang dikaitkan dan generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Misalnya, kita menganalisis tema dan sub tema yang akan dibicarakan kepada anak SD serta kemampuan-kemampuan yang ada pada program kegiatan belajar yang meliputi pengembangan bahasa,  daya pikir, keterampilan dan jasmani serta bagaimana hubungannya dengan tema dan sub tema yang akan dibicarakan. Mengenai yang berhubungan dengan yang menerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang akan menerima pesan seperti usia,  jenis kelamin,  kemampuan,  latar belakang sosial,  bakat,  minat serta lingkungan belajar anak.
2.      Penyajian suatu penjelasan
        Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Kejelasan : Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa dan menghindari ucapan-ucapan seperti : ”ee”, ”aa”,  ”mm”,  ”kira-kira”,  ”umumnya”,  ”seringkali” dan istilah-istilah yang tidak dapat dimengerti oleh anak.
Penggunaan contoh dan ilustrasi : dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Pemberian tekanan : dalam memberikan penjelasan,  guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah-masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti “yang terpenting adalah” atau “perhatikan dengan baik anak-anak, yang ini agak sukar”.
Penggunaan balikan : “guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman,  keraguan atau ketidakjelasan ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti : “apakah anak-anak mengerti dengan penjelasan Ibu tadi?” dan sebagainya.
Prinsip-Prinsip Menjelaskan
·         Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan suatu penjelasan, antara lain :
·         Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah maupun di akhir pembelajaran.
·         Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar kompetensi dan kompetensi dasar.
·         Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau menjelaskan materi standar kompetensi yang sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan pembelajaran.
·         Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar, dan bermakna bagi peserta didik. Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta didik.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Keterampilan memberi variasi stimulus seperti yang dijelaskan dalam buku karangan Kunandar, yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata, dan semangat).

2 komentar:

  1. Keren sekali mas artikel nya...ini pastinya dijalur pendidikan yah mas...?

    BalasHapus